Rabu, 29 Agustus 2012

Contoh Karangan Deskripsi


Danau Kelimutu





Di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, terdapat gunung dengan puncak ketinggian 1.690 m dari atas permukaan laut. Gunung ini dikenal dengan Gunung Kelimutu. Kelimutu merupakan gabungan kata dari “Keli“ yang berarti gunung dan kata “Mutu“ yang berarti mendidih. Suatu keunikan yang menjadikan nama “Kelimutu“ mencuat ke atas permukaan dunia adalah tiga buah danau kawah berbeda warna yang berada di puncak gunung Kelimutu, yang pernah meletus pada tahun 1886. Ketiga kawah unik tersebut diketemukan oleh Van Such Telen, pegawai Pemerintah Hindia Belanda, pada tahun 1915, dan diperkenalkan kepada dunia oleh Romo Y. Bouman melalui tulisannya pada tahun 1929. Sejak 26 Februari 1992, kawasan Kelimutu ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional.

Luas danau Kelimutu (dalam bahasa setempat, danau = tiwu) ini sekitar 1.051.000 m2 dengan volume air 1.292 juta m3. Danau pertama dan kedua letaknya sangat berdekatan, sedangkan danau ketiga terletak menyendiri sekitar 1,5 km di bagian Barat. Sebagai pembatas antara ketiga danau tersebut, dinding batu dengan ketinggian berkisar antara 50 hingga 150 meter. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat, serta mudah longsor. terdiri atas tiga danau dengan warna masing-masing.

Danau vulkanik ini awalnya terdiri atas tiga warna, yaitu merah, putih, dan biru. Ketiganya dinamai dan dipercayai masyarakat sebagai tempat yang sakral. Danau berwarna merah (Tiwu Ata Polo) diyakini sebagai tempat berkumpulnya jiwa orang-orang yang telah meninggal dan selama hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Danau berwarna putih (Tiwu Ata Mbupu) merupakan trmpat berkumpulnya jiwa-jiwa orangtua yang telah meninggal. Sedangkan danau berwarna biru (Tiwu Nuwa Muri Koo Fai) adalah tempat berkumpulnya jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Keterangan ini diperoleh dari satu-satunya batu bertulis informasi tentang misteri Kelimutu tersebut.

Foto3129.jpg

Warna ketiga danau ini dapat berubah pada waktu-waktu tertentu. Dalam kurun waktu 25 tahun terakhir ini, terhitung sudah 12 kali terjadi perubahan warna yang terjadi pada danau kelimutu.  Inilah salah satu daya tarik yang sangat magnetis terhadap para ilmuwan yang dikuasai penasaran. Penduduk setempat meyakini bahwa perubahan warna ketiga danau tersebut menunjukkan gejala alam yang akan timbul seperti gunung berapi meletus, adanya longsor, musibah alam lainnya atau musibah lainnya. Sedangkan kalangan ilmuwan dan peneliti memberikan informasi, aktivitas Gunung Berapi Kelimutu, pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimia terlarut, serta akibat pantulan warna dinding dan dasar danau, adalah penyebab perubahan warna itu. Penjelasan singkat bahwa perubahan warna air ke biru putih (sekarang hijau) dimungkinkan oleh perubahan komposisi kimia air kawah akibat perubahan gas-gas gunung api, atau dapat juga akibat meningkatnya suhu. Sementara itu, meningkatnya konsentrasi besi (Fe) dalam fluida menyebabkan warna merah hingga kehitaman (sekarang cokelat tua). Adapun warna hijau lumut dimungkinkan dari biota jenis lumut tertentu

Kelimutu sebagai kawasan pegunungan menawarkan udara bersuhu rendah dengan sensasi yang menyejukkan. Di kawasan seluas 5.356,5 hektar itu juga mudah ditemukan aneka jenis flora dan satwa liar langka. Burung garugiwa merupakan salah satunya. Burung berkepala warna hitam, sedangkan badan, sayap, hingga ekor berwarna hijau kekuningan ini merupakan spesies endemik di sana yang tidak terdapat di tempat lain.

Burung garugiwa biasa berkicau mulai pukul 06.00 hingga 10.00 saja. Kicauan burung ini berbeda-beda sesuai ketinggian. Pada kawasan 1.400 meter di atas permukaan laut, ada sekitar 12 kicauan. Menurut penduduk setempat, pada ketinggian lebih dari 1.400 meter di atas permukaan laut, terdapat burung- burung yang memiliki sekitar 17 kicauan. Belum lagi di Kelimutu juga terdapat arboretum, hutan mini seluas 4,5 hektar, tempat tumbuhnya berbagai jenis pohon yang mewakili potensi biodiversitas Taman Nasional Kelimutu. Di sana terdapat aneka flora yang jumlahnya 78 jenis pohon, yang berkelompok dalam 36 suku, juga kawanan kera ekor panjang yang memerlukan bantuan pawang untuk menyaksikannya.

Medan yang dilalui di sepanjang jalan dari kota Ende sampai Danau Kelimutu berkelok-kelok, naik turun bukit tinggi, dengan lebar jalan hanya 4 meter. Di sisi kanan-kiri jalan tersebut adalah tebing. Oleh karena itu, diperlukan kondisi tubuh yang sehat dan ekstra hati-hati untuk melalui medan ini.

Story from the Heart


My Favorite Song

If you asking to someone about their favorite song, they often choose based on their condition. Such as when someone falls in love, he maybe like to hear or sing a happy love song. When someone broke up his love, he maybe chooses a sad love song. Well, many people do it, included me. I’m in a bad condition now, the most bad that I ever passed. All is as like as what Last Child tells to us in their song, “Dendam”.

In relation with it, I’ll say at the first that I’m one of the Friendship Lovers. I always have one or more than one best friend in my everyday. The changes of life makes me parted with one of my best friend, and get one again in my new day. Sometimes I get the better one, at another time I get the worse one, and I just get the best one.

He is a boy. I don’t think to tell you his true name, but we can call him “Mr. R”. I knew him on November, 2011. He is the grandchild of the previously owner of my home. Well, this is the rule: you can not stay too long at the house that not yours again. The grandfather of Mr. R not gets the new home yet, so they rent the part of this house for a year, and become my neighbor. Mr. R is the most diligent of all his grandchild, so he often comes to here, helps his grandfather. We never talk too much until the end of November, 2011. I still remember it, the unforgettable thing in my life. His brothers knocked my home’s door an evening, met and asked me to borrow them my English dictionary. I borrowed them three English dictionaries that I had. Then, I saw their expression at that time, it is made me smiled and helped them. We did his English homework together. What a strange thing that moment was! We were looked like an old friend, naturally, and no one be shy.

On October 1st, we officially our friendship. Mr. R was not only my best friend, I said he was my everything. I supposed him as my brother, my dad, my diary, my guardian, my teacher, and much more. He was like my own family for me, and indeed, my mom supposed him as her own son. We were so kind for each other. I gave everything he need, standing right next to him in all time. He was there, when I had problem with someone, never bore to hear all my complains about life, told me his advices, answered my questions, wiped away my tears, protected me, carried me, made me laugh, took me away from the sadness, brought the happiness inside to my life, made a rainbow in my sky. Our friends and family often asked for many times, am I his girlfriend? Or is Mr. R my boyfriend? Then we will laugh and answer “we are best friend forever”.

All has been changed in the new year 2012. Mr. R was not like the same person that I ever knew. He was so different, and become more different. I don’t know what’s going on with him. He had no time to me again, indeed, no time to reply my SMS. The top of that, he fled the house, without notice. He lied his Mom, lied me, lied anyone who care with him, leaved us. Now,  I know from his Mom, why he fled the house. Only for his friend. His friend influenced him so he want not to school again, and filled his mind with thinking about work, search for money. Oh my God! Mr. R is too young for it! He took the wrong decision, hurt everyone’s hurt who carried him.

I cried for him until midnight, and still cried for him every time I remember him. All in here reminds me of him. I feel missing, lost, lonely, angry, confused, disappointed, so poor, and other feeling like that. Mr. R is a part of me, and now I miss it. I know it will happen, but I never think all will be so fast. Sometimes I think that I am egoist. Maybe this is the best for him and I ought to pray for him. But some part of my heart can not forgive him, a boy who leaves me alone without notice, and make me feel that I never be a important person for him.

However, the most painful is when your heart be hurt by someone who always make you happy. Their kindness makes you sure, and then you will believe that they will never make you sad. So if they make you hurt, broke your heart and destroy your belief, it is an indescribable pain.

            That’s all my story that same enough with what telling by song “Dendam”.


--- Actually, I write this story just to improve my English :) but, I can't say "no" if someone ask me : "Is it a true story?"

Musikalisasi Puisi

Musikalisasi Puisi : Aku Ingin Sekolah



                Scene 1
                Iringan : Instrument Lagu Jangan Menyerah dari grup band D’Masiv.

                Beberapa saat setelah tiga kali deringan bel tanda masuk kelas, seorang gadis pemulung memasuki pekarangan sekolah. Ia memunguti sampah-sampah non-organik bekas bungkusan jajanan siswa yang tersembunyi di sela rerumputan, memasukkan ke karung, seterusnya hingga sampai di tempat sampah yang berjarak sekitar 7 meter dari sebuah ruang kelas. Kedua tangannya mengais sampah sementara mata yang berbinar berusaha merekam pemandangan di depannya untuk ditampilkan dalam mimpi pada tidur lelahnya malam nanti. Dalam tempat sampah itu, ia menemukan sebuah buku usang. Kebahagiaan utuh merekahkan senyumnya.

Narator : Wajahnya yang kotor menyiratkan beberapa makna sekaligus,
     Kebahagiaan yang menyenangkan, karena ia bisa berada di tempat yang selalu
     menjadi latar dalam mimpi-mimpinya.
     Ketakutan yang mencemaskan, karena keberadaanya kini menyalahi waktu dan
     tempat.
  Keegoisan yang semakin membuncah, karena sang hati terus-menerus meneriakkan
  keinginannya untuk sekolah.

Suasana hiruk pikuk kelas seketika teredam, dengan kehadiran seorang guru. Kegiatan belajar mengajar dimulai. Gadis pemulung beranjak meninggalkan sampahnya dan mendekat ke ruang kelas tersebut. Siswa-siswi berseragam sekolah, tampak sangat gagah dan anggun, mendengarkan penjelasan materi oleh sang guru.

Pemulung :  Seperti Mereka
 Jarang tidak makan,
 aku sudah biasa
 Hidup serba kekurangan,
 menjalaninya pun aku rela
 Namun, semoga saja tidak tinggal harapan
 Semoga Kau kabulkan do’aku, ya Tuhan..
 Aku hanya ingin bersekolah seperti mereka
Bisa menuntut ilmu hingga ke negeri Cina
Menjadi orang yang berguna
Tanpa diriku harus menerima cela

                Tiba-tiba, pulpen milik seorang siswi terjatuh. Saat memungut pulpennya yang terjatuh, siswi tersebut melihat gadis pemulung. Pada suatu detik, pandangan mereka beradu. Siswi tersebut mengulur senyum pada gadis pemulung. Namun, ketakutan menguasai hati gadis pemulung, membuatnya lalu berlari menjauh dari sekolah, kembali pada tempat dimana seharusnya ia berada. Sementara siswi itu meminta izin keluar kepada gurunya, ia ingin bertemu gadis pemulung. Namun, sesampainya diluar ia hanya menemukan buku usang tergeletak pada koridor belakang ruang kelas, ditempat gadis pemulung tadi berada. Siswi itu memungutnya dan kembali ke kelas.

                Iringan : Instrument Lagu Himne Guru.

Seorang Siswa : Pahlawan Pendidikan
                                  Jika dunia kami yang dulu kosong
                                  tak pernah kau isi
                                  Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
                                  tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
                                  Tapi kini dunia kami penuh warna
                                  Dengan goresan garis-garis, juga kata
                                  Yang dulu hanya jadi mimpi
                                  Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
                                  Itu karena kau yang mengajarkan
                                  Tentang mana warna yang indah
                                  Tentang garis yang harus dilukis
                                  Juga tentang kata yang harus dibaca
                                  Terimakasih guruku dari hatiku
                                  Untuk semua pejuang pendidikan
                                  Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
                                  Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah
                                  Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
                                  Hanya ucapan terakhir dariku
                                  Gempitakanlah selalu jiwamu
                                  wahai pejuang pendidikan Indonesia

            Pelajaran berlanjut hingga bel berdering tiga kali tanda kegiatan belajar mengajar berakhir.

            Scene 2
            Iringan : Instrument Lagu Bunda dari Melly Goeslaw.

            Seorang anak dengan pakaian seragam memasuki ruang keluarga sebuah rumah yang cukup mewah. Ayahnya sedang membaca koran sambil menyeruput segelas kopi. Sementara Ibunya sedang membaca majalah. Aktivitas kedua orangtua berhenti melihat anaknya yang baru pulang sekolah. Anak tersebut menyalimi kedua orangtuanya. Ia lalu menceritakan mengenai gadis pemulung yang ia temui di sekolah.

Siswi Penolong :  Satu Kesempatan Saja
                   (Karya : Nur Fadilah – SMA Negeri 1 Maumere)
Aku melihatnya, lagi
Wajahnya terpatri pada bingkai jendela kelasku
ia pasti gadis pemulung itu, yang sering singgah
demi melihat kami belajar

Lewat tatapannya, aku tahu ada sesuatu
Semangat, hasrat, mimpi
Tersirat jelas, bahwa ia ingin sekolah
Sebuah kemauan tanpa dukungan

Aku yakin, sangat yakin
Ia akan berhasil bila diberi kesempatan

                Anak itu memandang penuh harap kepada kedua orangtuanya, berharap ada kepedulian di hati Ayah Ibunya untuk gadis pemulung. Sang Ayah mengangguk, tersenyum bangga akan kemuliaan hati anaknya, begitu juga sang Ibu.

Ayah Siswi Penolong :   Menjadi Berguna
                                    (Karya : Nur Fadilah – SMA Negeri 1 Maumere)
               Jiwa yang rapuh ini,
tak lama lagi menjadi debu
                Alangkah bahagia,
                bila di senja ini dapat berguna
                 Mungkin bagi tunas bangsa yang baru tumbuh
                Selagi mampu,
                akan ku sirami dan ku beri pupuk
                Agar dapat berbunga indah di kemudian hari,
                hingga menjadi kebanggaan semua hati

                Ketiganya lalu berpelukan bahagia.

                Scene 3
                Iringan : Instrument Lagu Laskar Pelangi dari grup band Nidji.

                Gadis pemulung akhirnya bisa bersekolah atas bantuan Ayah dan Ibu dari siswi penolong. Dengan seragam, sepatu, dan tas barunya, ia berangkat ke sekolah bersama siswi penolong. Ia sangat bersyukur atas anugerah Tuhan, yang luar biasa ini.

Pemulung : Ku Bahagia
                   (Karya : Nur Fadilah – SMA Negeri 1 Maumere)
Inilah aku !
Dengan balutan seragam sekolah dan sepasang sepatu
Tas berisi buku terasa beratnya di bahu
Bahagiaku terbang hingga ke langit ke-tujuh
Terima kasih Tuhan, atas semua anugerah-Mu
Ini adalah saat yang kutunggu
Aku akan jadi yang terbaik

                Gadis pemulung beradaptasi dengan sekolah barunya. Kebaikan hatinya dan semangatnya yang pantang menyerah, membuat para siswa dan guru di sekolah menyukainya.

Pemulung :   Majulah Terus Siswa Indonesia
Dengar, dengar, dengarlah isi tulisan ini
Hanya kepadamu harapan ku sandangkan
Hanya kepadamu cita- cita dipertaruhkan
Tak ada sesuatu yang tak mungkin bagimu
Bangkitlah melawan arus yang terus mendera
Kuasailah dirimu dengan sikap optimis
Paculah laju kudamu sekencang-kencangnya
Lawanlah bebatuan terjal yang mengusik di jalanan
Ingat, Engkau adalah harapan, engkau adalah masa depan
Masa depan ada di tanganmu
Harapan terpendam ada di pundakmu
Nasib bangsa engkau yang menentukan

Musikalisasi puisi berakhir, dan semua pemain kembali ke belakang panggung.
THE END

Karya : Crew SMA Negeri 1 Maumere (Kelas XI Ilmu Bahasa 2010-2011)