Rabu, 29 Agustus 2012

Musikalisasi Puisi

Musikalisasi Puisi : Aku Ingin Sekolah



                Scene 1
                Iringan : Instrument Lagu Jangan Menyerah dari grup band D’Masiv.

                Beberapa saat setelah tiga kali deringan bel tanda masuk kelas, seorang gadis pemulung memasuki pekarangan sekolah. Ia memunguti sampah-sampah non-organik bekas bungkusan jajanan siswa yang tersembunyi di sela rerumputan, memasukkan ke karung, seterusnya hingga sampai di tempat sampah yang berjarak sekitar 7 meter dari sebuah ruang kelas. Kedua tangannya mengais sampah sementara mata yang berbinar berusaha merekam pemandangan di depannya untuk ditampilkan dalam mimpi pada tidur lelahnya malam nanti. Dalam tempat sampah itu, ia menemukan sebuah buku usang. Kebahagiaan utuh merekahkan senyumnya.

Narator : Wajahnya yang kotor menyiratkan beberapa makna sekaligus,
     Kebahagiaan yang menyenangkan, karena ia bisa berada di tempat yang selalu
     menjadi latar dalam mimpi-mimpinya.
     Ketakutan yang mencemaskan, karena keberadaanya kini menyalahi waktu dan
     tempat.
  Keegoisan yang semakin membuncah, karena sang hati terus-menerus meneriakkan
  keinginannya untuk sekolah.

Suasana hiruk pikuk kelas seketika teredam, dengan kehadiran seorang guru. Kegiatan belajar mengajar dimulai. Gadis pemulung beranjak meninggalkan sampahnya dan mendekat ke ruang kelas tersebut. Siswa-siswi berseragam sekolah, tampak sangat gagah dan anggun, mendengarkan penjelasan materi oleh sang guru.

Pemulung :  Seperti Mereka
 Jarang tidak makan,
 aku sudah biasa
 Hidup serba kekurangan,
 menjalaninya pun aku rela
 Namun, semoga saja tidak tinggal harapan
 Semoga Kau kabulkan do’aku, ya Tuhan..
 Aku hanya ingin bersekolah seperti mereka
Bisa menuntut ilmu hingga ke negeri Cina
Menjadi orang yang berguna
Tanpa diriku harus menerima cela

                Tiba-tiba, pulpen milik seorang siswi terjatuh. Saat memungut pulpennya yang terjatuh, siswi tersebut melihat gadis pemulung. Pada suatu detik, pandangan mereka beradu. Siswi tersebut mengulur senyum pada gadis pemulung. Namun, ketakutan menguasai hati gadis pemulung, membuatnya lalu berlari menjauh dari sekolah, kembali pada tempat dimana seharusnya ia berada. Sementara siswi itu meminta izin keluar kepada gurunya, ia ingin bertemu gadis pemulung. Namun, sesampainya diluar ia hanya menemukan buku usang tergeletak pada koridor belakang ruang kelas, ditempat gadis pemulung tadi berada. Siswi itu memungutnya dan kembali ke kelas.

                Iringan : Instrument Lagu Himne Guru.

Seorang Siswa : Pahlawan Pendidikan
                                  Jika dunia kami yang dulu kosong
                                  tak pernah kau isi
                                  Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
                                  tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
                                  Tapi kini dunia kami penuh warna
                                  Dengan goresan garis-garis, juga kata
                                  Yang dulu hanya jadi mimpi
                                  Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
                                  Itu karena kau yang mengajarkan
                                  Tentang mana warna yang indah
                                  Tentang garis yang harus dilukis
                                  Juga tentang kata yang harus dibaca
                                  Terimakasih guruku dari hatiku
                                  Untuk semua pejuang pendidikan
                                  Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
                                  Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah
                                  Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
                                  Hanya ucapan terakhir dariku
                                  Gempitakanlah selalu jiwamu
                                  wahai pejuang pendidikan Indonesia

            Pelajaran berlanjut hingga bel berdering tiga kali tanda kegiatan belajar mengajar berakhir.

            Scene 2
            Iringan : Instrument Lagu Bunda dari Melly Goeslaw.

            Seorang anak dengan pakaian seragam memasuki ruang keluarga sebuah rumah yang cukup mewah. Ayahnya sedang membaca koran sambil menyeruput segelas kopi. Sementara Ibunya sedang membaca majalah. Aktivitas kedua orangtua berhenti melihat anaknya yang baru pulang sekolah. Anak tersebut menyalimi kedua orangtuanya. Ia lalu menceritakan mengenai gadis pemulung yang ia temui di sekolah.

Siswi Penolong :  Satu Kesempatan Saja
                   (Karya : Nur Fadilah – SMA Negeri 1 Maumere)
Aku melihatnya, lagi
Wajahnya terpatri pada bingkai jendela kelasku
ia pasti gadis pemulung itu, yang sering singgah
demi melihat kami belajar

Lewat tatapannya, aku tahu ada sesuatu
Semangat, hasrat, mimpi
Tersirat jelas, bahwa ia ingin sekolah
Sebuah kemauan tanpa dukungan

Aku yakin, sangat yakin
Ia akan berhasil bila diberi kesempatan

                Anak itu memandang penuh harap kepada kedua orangtuanya, berharap ada kepedulian di hati Ayah Ibunya untuk gadis pemulung. Sang Ayah mengangguk, tersenyum bangga akan kemuliaan hati anaknya, begitu juga sang Ibu.

Ayah Siswi Penolong :   Menjadi Berguna
                                    (Karya : Nur Fadilah – SMA Negeri 1 Maumere)
               Jiwa yang rapuh ini,
tak lama lagi menjadi debu
                Alangkah bahagia,
                bila di senja ini dapat berguna
                 Mungkin bagi tunas bangsa yang baru tumbuh
                Selagi mampu,
                akan ku sirami dan ku beri pupuk
                Agar dapat berbunga indah di kemudian hari,
                hingga menjadi kebanggaan semua hati

                Ketiganya lalu berpelukan bahagia.

                Scene 3
                Iringan : Instrument Lagu Laskar Pelangi dari grup band Nidji.

                Gadis pemulung akhirnya bisa bersekolah atas bantuan Ayah dan Ibu dari siswi penolong. Dengan seragam, sepatu, dan tas barunya, ia berangkat ke sekolah bersama siswi penolong. Ia sangat bersyukur atas anugerah Tuhan, yang luar biasa ini.

Pemulung : Ku Bahagia
                   (Karya : Nur Fadilah – SMA Negeri 1 Maumere)
Inilah aku !
Dengan balutan seragam sekolah dan sepasang sepatu
Tas berisi buku terasa beratnya di bahu
Bahagiaku terbang hingga ke langit ke-tujuh
Terima kasih Tuhan, atas semua anugerah-Mu
Ini adalah saat yang kutunggu
Aku akan jadi yang terbaik

                Gadis pemulung beradaptasi dengan sekolah barunya. Kebaikan hatinya dan semangatnya yang pantang menyerah, membuat para siswa dan guru di sekolah menyukainya.

Pemulung :   Majulah Terus Siswa Indonesia
Dengar, dengar, dengarlah isi tulisan ini
Hanya kepadamu harapan ku sandangkan
Hanya kepadamu cita- cita dipertaruhkan
Tak ada sesuatu yang tak mungkin bagimu
Bangkitlah melawan arus yang terus mendera
Kuasailah dirimu dengan sikap optimis
Paculah laju kudamu sekencang-kencangnya
Lawanlah bebatuan terjal yang mengusik di jalanan
Ingat, Engkau adalah harapan, engkau adalah masa depan
Masa depan ada di tanganmu
Harapan terpendam ada di pundakmu
Nasib bangsa engkau yang menentukan

Musikalisasi puisi berakhir, dan semua pemain kembali ke belakang panggung.
THE END

Karya : Crew SMA Negeri 1 Maumere (Kelas XI Ilmu Bahasa 2010-2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar